![]() |
Pemprov Sulut saat rapat bersama tim perwakilan pemerintah Korea Selatan |
SULUTElnusanews – Pemerintah Korea menyatakan siap
mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Logistik Maritim di
Indonesia, senilai US$ 700 ribu. Dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk
pemberian asistensi pembuatan masterplan KEK Bitung.
Menanggapi hal itu, Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Sinyo Harry
Sarundajang menyambut baik kesiapan pemerintah Korea mendukung pengembangan KEK
Bitung dan konsep Logistik Maritim di Indonesia.
“Saya berterima kasih, karena kita ketahui kemampuan dan keseriusan
orang-orang Korea dan pemerintah Korea mendukung Indonesia,” ujar SH
Sarundajang dalam siaran persnya, di Manado, Senin (08/12/2014).
Sarundajang menjelaskan, pihaknya secara serius memberikan perhatian
kepada upaya peningkatan perekonomian nasional melalui pengembangan KEK Bitung
dan konsep Logistik Maritim. Sebab, program tersebut juga ditujukan bagi
kepentingan daerah Sulut.
“Kita akan manfaatkan sebaik-baiknya, karena itu untuk kepentingan
daerah kita, Sulut,” jelasnya.
Dukungan Optimal
Selain itu, Sarundajang juga memastikan, pihaknya akan memberikan
dukungan optimal bagi terwujudnya program pengembangan masterplan KEK Bitung
dan konsep Logistik Maritim.
Sebagai contoh, ungkap Sarundajang, pihaknya akan menyediakan
seluruh data yang diperlukan oleh tim Korea untuk mendukung pembuatan
masterplan KEK Bitung dan konsep Logistik Maritim. Termasuk menyediakan ruangan
perkantoran bagi tim Korea yang akan bekerja, baik di Kota Manado maupun di Kota Bitung. Bahkan, tambah dia,
pemerintah Provinsi Sulut juga menyiapkan berbagai regulasi yang dibutuhkan sebagai
upaya percepatan pelaksanaan program pembentukan masterplan KEK Bitung dan
konsep Logistik Maritim.
“Kita akan siapkan ruangan kantor untuk mereka di Manado dan Bitung,
sesuai kebutuhan Tim. Intinya, kita akan siapkan dan dukung berbagai fasilitas
serta regulasi yang mereka butuhkan, demi kelancaran pekerjaan mereka,” tegas Sarundajang.
Meski demikian, tambah Sarundajang, pihaknya juga membuka kesempatan
seluas-luasnya bagi setiap investor yang akan berinvestasi di KEK Bitung.
Sehingga tercipta peningkatan daya saing wilayah Sulut di mata investor global.
“Artinya, kami juga terbuka mengundang berbagai investor lain untuk
berinvestasi di Sulut. Asalkan jelas dan memenuhi kriteria, pasti akan kita
dukung,” tandas dia.
Proses 10 Bulan
Sementara itu, Perwakilan Tim Delegasi Korea Koo Jeong-Hyun
mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pemetaan komprehensif terhadap
kondisi KEK Bitung. Setelah itu, kata dia, Tim akan menetapkan strategi
pembangunan, lalu melakukan modifikasi masterplan yang dibutuhkan dan menyusun
perencanaan untuk mendatangkan para investor ke KEK Bitung dan wilayah Sulut
lainnya melalui konsep Logistik Maritim.
“Seluruh proses membutuhkan waktu sekitar 10 bulan sejak peresmian
atau launching dilaksanakan. Artinya,
dalam perencanaan kami, akan dimulai pada Maret hingga Desember 2015,” papar
Jeong-Hyun.
Suplai Data
Secara terpisah, CEO Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Terpadu (KAPET)
Manado–Bitung Noldy Tuerah menilai, kehadiran Delegasi Tim Korea merupakan
representasi dan bagian dari dukungan pemerintah Korea kepada Indonesia.
Fokusnya, kata dia, untuk mewujudkan konsep pemerintah Indonesia dalam
mengembangkan poros maritim dan tol laut.
“Lebih spesifik lagi, kebetulan saja lokasinya ada di Sulut,
khususnya Bitung dengan KEK Bitung yang memang bersentuhan langsung dengan kemaritiman,”
terang dia.
Secara prinsip, tambah Noldy, Pemerintah Provinsi Sulut mendukung
penuh karena sangat terkait dengan program nasional maupun daerah. Karena itu, seluruh
kebutuhan yang terkait dengan supporting
dan supplay data serta informasi,
menjadi kewajiban Provinsi Sulut dan Kota Bitung, bersama-sama dengan Dewan
Nasional KEK sebagai bagian dari koordinasi.
Terkait dampak multiplier efeknya, jelas Noldy, paling tidak
Indonesia nantinya akan memiliki masterplan yang disajikan dalam suatu
perencanaan KEK Bitung secara utuh kepada para investor.
“Jadi hal ini akan sangat signifikan, karena kita menyajikan
masterplan lengkap. Bukan hanya ide dan konsep seperti yang terjadi selama ini.
Dengan demikian, akan memudahkan private
sector untuk memilih atau mengambil keputusan. Itu dampaknya sangat
positif,” terang Noldy.
0 komentar:
Post a Comment