SULUT,Elnusanews - Menjelang akhir masa jabatan pasangan Gubernur DR Sinyo Harry
Sarundajang (SHS) dan Wakil Gubernur DR Djouhari Kansil MPd (SHS-Berhasil), capaian
kinerja SKPD Provinsi Sulut APBD 2015 berdasarkan deviasi keuangan, khususnya
realisasi belanja langsung dan tidak langsung terus mengalami penurunan.
Buktinya pada
Rapim
EPRA per 31 Juli 2015 yang dipimpin Wagub Kansil di ruang Mapaluse
Kantor Gubernur, tercatat 22 SKPD induk dan 40 UPTD Balai mendapat rapor
merah dari Biro Pembangunan, karena realisasi keuangan maupun fisik
sangat rendah.
Ini tentunya
menyiratkan para Kepala SKPD terkesan mulai “pandang enteng” terhadap instruksi
Gubernur Sulut DR. S.H. Sarundajang, Wakil Gubernur DR. Djouhari Kansil MPd dan
Sekprov Sulut Ir SR Mokodongan (Golden Triangle) untuk meningkatkan kinerja
dalam penyerapan anggaran maupun realisasi fisik tidak digubris alias jauh dibawa target. Keadaan ini
tentunya membuat Wagub Kansil yang memimpin Rapim EPRA tersebut kesal.
Alhasil,
Wagub Kansil memberikan teguran terhadap sejumlah kepala SKPD yang
realisasi
anggaran maupun fisik jauh dibawah target. Pada Rapim EPRA lalu saya
telah menginstruksikan agar SKPD harus meningkatkan realisasi penyerapan
anggaran termasuk proyek fisik yang ada serta SKPD membuat tim
monitoring internal guna memonitor realisasi penyerapan anggaran dan
fisik rupaynya juga tidak jalan.
“Ini harus disikapi secara serius.
Kepala SKPD harus melakukan control setiap hari, jangan hanya diam dan
menunggu
laporan staf, harusnya jemput bola,”tegasnya.
Sedangkan 40 UPTD/Balai ada 10 yang mendapat nilai terendah yakni UPTD Pembenihan dan persuteraan alam, Balai Penunjang pelayanan kesehatan, Balai pengendalian hama penyakit ikan dan kesehatan lingkungan, UPTD balai pelatihan teknis dan fungsional ESDM, UPTD Wilayah 1, UPTD balai pengujian, pengawasan dan sertifikasi benih tanaman perkebunan, Tehnologi Informasi UPTD Amurang Dispenda, UPTD wilayah III, dan Balai pengujian dan sertifikasi hasil perikanan. (roker)
0 komentar:
Post a Comment