Pameran Batu Akik di Hotel Lion Gairahkan Dunia Pariwisata

SULUT,Elnusanews - Keramaian terlihat saat memasuki kawasan Hotel Lion Boulevard Manado, Rabu (26/08) kemarin. Terlihat adanya tenda besar yang menarik perhatian masyarakat. Para pengunjung berjubel mengamati jenis batu yang dipajang. Tak hanya kaum pria, terlihat anak muda, termasuk perempuan di antara pengunjung.

Pameran batu akik yang digelar di kawasan Hotel Lion Manado dibuka Senin (24/08) sampai pada Minggu (06/09) nanti, ramai pengunjung. 

Ada bermacam-macam batu akik yang ditawarkan di stand pameran seperti sisik naga dari Makassar, batu akik medium, batu doko bacan, batu giok Halmahera, batu giok buli dari Ternate, batu bacan bulu elektrik, batu obi solar dan yang paling menarik perhatian masyarakat yaitu batu akik kecubung ketapang dari Kalimantan Barat. 

Selain itu dalam pemeran yang menampilkan berbagai jenis batu akik, baik asal Maluku Utara,, juga ada batu asal daerah di Sulawesi Utara, seperti Minahasa, Likupang, Talaud dan daerah Nusa Utara lainnya yang tak kalah unik dan menarik. 

Malah juga ditampilkan bongkahan batu akik ukuran besar yang tentunya menambah suasana pameran lebih bernuansa pasar batu akik, sebab pengunjung bisa langsung membeli batu akik yang disukai, baik masih berbentuk bongkahan maupun sudah berbentuk cincin, maupun asesoris lainnya.

Pantauan wartawan di lokasi pameran batu akik tepatnya didepan hotel Quality Boulevard Manado , selain warga Manado dan sekitarnya ada juga warga dari luar daerah yang khusus ke Manado untuk melihat bahkan membeli batu akik yang mereka sukai.

“Ada Bule mancanegara membeli batu, katanya unik dan menarik. Tak tanggung-tanggung dia membeli beberapa batu bercorak,” ungkap Charles Inkiriwang, Ketua Asosiasi Batu Akik dan Permata Sulut (ABAPSU).

Diketahui, Pameran yang berlangsung hingga 6 Septemger mendatang  memamerkan batu dalam bentuk bongkahan dan perhiasan yang tak lain adalah batu alami bukan batu sintetis atau batu masakan.

Menurut Charles, pagelaran ini dalam rangka menumbuh kembangkan minat warga akan batu Akik serta menggairahkan dunia pariwisata di daerah nyiur melambai.

“Kami melakukan road show beberapa titik di Manado dan diluar daerah, untuk pameran di Hotel Lion ini mulai sejak Senin (24/08) sampai 6 September,” tutur Charles.

Dia menambahkan, pameran ini bermanfaat bagi masyarakat Sulut yang mau berbagi, mengangkat derajat menengah kebawah memperkenalkan jenis batu lokal masing-masing daerah.

“Banyak yang kami pasarkan di antaranya Red Manguni asli Minahasa, Red Borneo Kalimantan, Green Borneo Kalimantan, Obbi Maluku Utara, jenis Kalsedoni, Batu Kumu Tanawangko , Batu Giok Cina, Batu Permata, dan masih banyak lagi motifnya, juga jenis gagang dijual grosir dan eceran seperti gagang Titanium, Rodium dan perak, untuk pendapatan sehari berkisar Rp 100 juta,” ucap  Ingkiriwang sembari menambahkan pihaknya nanti akan mencari lokasi yang tepat dalam rangka menjadi salah satu tempat penjualan yang representatif. 

“Kami berharap adanya kerjasama dengan pemerintah daerah, terkait lokasi tetap yang bisa dijadikan Bazar Batu Akik di Manado, yang ujung-ujungnya menunjang program pemerintah dalam hal ekonomi kreatif,” sebutnya.

Terkait anggapan sejumlah pihak yang menilai sinar pesona Batu Akik tak lagi sekemilau 2 atau 3 bulan lalu, dibantahnya. 
Inkiriwang menegaskan bahwa demam Batu Akik justru masih sementara menggoyang warga Sulawesi Utara.

“Bahkan cenderung meningkat, bukannya menurun,” ucap Charles sembari menambahkan penasehat Abapsu adalah Jemmy Ringkuangan, AP,MSi.
Lanjut dikatakannya, pesona Batu Akik semakin hari, bukannya ditinggalkan orang yang sebelumnya banyak memburu batu ini, malah terus saja meningkat.

Sebagai Ketua ABAPSU, dirinya menyayangkan sikap Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Joubert Maramis yang mengungkapkan bahwa harga Batu Akik di Manado kini anjlok karena batu tersebut bukan termasuk golongan barang mulia, seperti emas dan sejenisnya.

“Apa yang dikatakan pengamat tersebut salah alamat. Kenyataannya tidak seperti itu. Trend Batu Akik di Sulut terus terjadi, dan permintaan untuk diadakan pameran tetap ada. Buktinya, pada HUT Sulut 23 September mendatang, kami akan ikut berpartisipasi dengan membuka pameran di Kayuwatu,” tandasnya. (tim/elnusanews.com) 

1:01 PM