![]() |
Ketua Komisi IV DPRD Sulut James Karinda didampingi Direktur Utama RSUD Prof Kandouw Malalayang Maxi Rondonuwu |
Hal tersebut diungkapkannya saat melakukan sidak di RSUD Prof Kandouw Malalayang, Jumat (5/2/16) siang.
Karinda yang didampingi empat Anggota komisi IV lainnya seperti Inggrid Sondakh, Fanny Legoh, Siska Mangindaan, Yongki Limen dan, Lucia Taroreh, mengatakan dari hasil sidak kali ini terjadi perubahan yang signifikan perihal pelayanan dalam penanganan pasien dan lingkungan Rumah Sakit.
"Terjadi perubahan yang sangat cepat penangannya, cepat dari pihak rumah sakit, Dokter dan pasien. Dan untuk suasana kunjungan hari ini bagus sekali, yang biasanya bau sekarang sudah bagus, selanjutnya yang kami kroscek ini adalah para pasien yang punya ASKES, BPJS dan UC , setelah kita kroscek tadi perubahan besar sekali tidak ada lagi yang dimintakan uang , itu artinya sudah gratis, " ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Prof Kandouw Malalayang Maxi Rondonuwu, saat diwawancarai oleh sejumlah wartawan terkait penanganan pasien DBD menandaskan pada bulan januari dan februari ada 35 kasus DBD yang semestinya boleh rawat di RS tipe C . Dan untuk yang 12 kasus pada bulan januari dan 3 kasus di bulan februari, sudah shock.Itu artinya ada 15 kasus DBD yang terlambat ditangani.
"Nah ini ditangani dengan baik disini, untuk bulan januari tahun lalu dibandingkan tahun ini, sudah ada kenaikan sekira 300 sampai dengan 400 persen. Ini berarti tanda-tanda KLB sudah ada. Jadi diharapkan kepada Dinas Kesehatan, ini harus segera diantisipasi. Apalagi penyebarannya ini di Kota Manado sudah menyebar dihampir semua kecamatan dan lintas Kabupaten seperti, Minsel, Minut, dan Bitung. Jadi ini kalau tidak ditangani secepatnya, bisa meledak dan kalau meledak saya kira penaganannya akan lebih sulit, dan masyarakat akhirnya dirugikan," pungkasnya. (RaKa)
0 komentar:
Post a Comment