Salah satu petani kelapa warga desa Kima Bajo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minut, Dompi Mandak (60an) menuturkan jika menurunya harga kopra sangat berdampak bagi perekonomian keluarganya.
"Kalau dulu, semua keperluan termasuk membayar pekerja saat panen bisa tercukupi, untuk saat ini sudah tidak lagi, " keluhnya.
Ditambahkan Mandak, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kini, dirinya mulai memanfaatkan tempurung dan serabut kepala untuk dijual.
"Sekarang untuk serabut dan tempurung kelapa biasanya sudah ada pengepul yang datang membeli ke gubuk kebun milik saya yang ketaknya tak jauh dari jalan utama. Biasanya saya sudah mengumpulkan serabut dan tempurung kelapa tersebut dan tinggal di angkut oleh para pengepul," imbuh Aba sapaan akrab petani kelapa itu.
Lanjutnya, untuk harga tempurung dan serabut kelapa tersebut berbeda.
"Biasanya ada yang mengambil semua dengan cara diborong, atau kalau untuk tempurung dibeli per biji. Dengan menjual serabut dan tempurung kelapa kami bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, " ungkapnya.
Ditambahkan, Aba berharap jika kedepan harga Kopra bisa kembali normal dan para petani kelapa tidak menjerit lagi.
Sementara itu Kuko Bindura salah satu pengepul tempurung kelapa menuturkan, jika untuk tempurung kelapa ini biasanya langsung dijual ke warung warung. "Biasanya kami langsung menjual tempurung ini langsung ke warung atau kami buat arang untuk dijual ke restoran-restoran ikan bakar yang ada di wilayah minut, " tutupnya. (Tommy)
0 komentar:
Post a Comment