DEPROV,Elnusanews -- Satwa liar jenis Yaki (Monyet) banyak dikeluhkan oleh masyarakat petani yang ada di Minahasa Selatan (Minsel). Pasalnya, kehadiran satwa ini sering memakan hasil pertanian masyarakat.
Hal ini disampaikan Anggota DPRD Sulut Sandra Rondonuwu (Saron), dihadapan Gubernur saat melakukan interupsi pada rapat paripurna DPRD, Senin (30/03/21) kemarin.
“Sebagaimana aturan Yaki adalah satwa yang dilindungi, namun saat ini laporan masyarakat sudah mengganggu hasil pertanian masyarakat, oleh karena itu saya berharap ada upaya pemerintah untuk membangun Taman Hutan Rakyat di Kabupaten Minsel agar Yaki yang mengganggu pertanian masyarakat dapat ditempatkan ditaman satwa tersebut,” kata Saron.
Dikatakan Politisi PDIP ini, keberadaan produksi Cap Tikus yang telah dikelolah turun temurun bahkan telah menjadi sumber pendapatan masyarakat seperti ada upaya yang menghendaki agar produksi captikus tidak lagi dilakukan.
“Harus ada solusi agar produksi cap tikus dapat dikelolah secara leluasa terutama masalah pemasaran,” ungkapnya.
Saron juga menyuarakan aspirasi terkait pelestarian Budaya Bahasa Daerah agar dapat dituangkan lewat Peraturan Daerah
“Agar bahasa daerah apakah itu Minahasa, Sanger Talaud dan Bolaang Mongondouw menjadi muatan lokal dan dapat dijadikan kurikulum dasar ditingkat Sekolah Dasar hingga SMP. Pelajaran Bahasa Daerah dapat dijadikan kurikulum karena harua diakui bahasa daerah sudah semakin punah,” kuncinya. (RaKa)
0 komentar:
Post a Comment