 |
| Wakil ketua DPRD Kota Bitung Ir Maurits Mantiri. |
Pasalnya, dikota Bitung ini banyak terdapat pengusaha-pengusaha yang sudah mengunakan alat berat yakni, Exafator ketimbang mengunakan tenaga manusia dilokasi-lokasi tambang pasir atau galian C tersebut.
Salah satu buruh pasir Rahman Djafar warga Kelurahan Manembo-nembo Atas Lingkungan III. Kecamatan Matuari mengakui dirinya menghidupi 2 anak dan isteri selama 10 tahun ini hanya dengan modal sekop.
''Saat ini samua lokasi galian mengunakan alat Exafator,'' keluh Djafar saat bincang - dengan elnusanews.com, Selasa (28/4).
Lanjut Ia, mengungkapkan upah muat per 1 Dumb Truck dibayar Rp.70 ribu sehari, itupun kalau ada yang ajak dan dalam sehari untumg - untungan ketimpah rejeki.
''Lokasi-lokasi galian pasir yang dikerjakan oleh Exafator saat melakukan pekerjaan sering menambang sembarang sehingga pohon-pohon sebagai sumber air dimusnahkan,'' bebernya.
Para penambang yang sering berpangkalan di Sagerat,Green Mart dan Perempatan Manembo-nembo jalan SH Sarundajang rela menunggu panggilan mulai dari jam 02.00 dini hari hingga jam 17.00 wita.
''Pihaknya sangat berharap Pemerintah harus memperhatikan hal ini, karena nasib keluarga terutama memenuhi kebutuhan pokok makan dan biaya pendidikan memprihatinkan," harap Djafar.
Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Bitung Ir. Maurits Mantiri mendengar adanya laporan, ikut prihatin dan ini harus segera diatasi.
''Dekopin siap memfasilitasi dengan membentuk koperasi dan melatih para buruh penambang pasir agar supaya bisa bekerja, meskipun dalam bentuk pembudidaya ikan atau lainnya,'' imbuhnya (REGO)
0 komentar:
Post a Comment